Untukmu Si Anak Pertama

Sarah N Aini
2 min readJan 7, 2021

--

Bagaimana kabarmu hari ini, masih iri karena adikmu dapat perhatian lebih?
Bagaimana kabar hatimu? masih rapuh karena merasa tak berguna?
Bagaimana kabar mimpimu yang tinggi itu? ingin membahagiakan orangtua tapi selalu ingin dikhawatirkan juga

Masih ingin banyak bercerita sedihmu hari ini, tapi kau tahan karena adikmu lebih membutuhkannya, iya kan?
Masih ingin memikirkan dirimu sendiri namun tanggung jawabmu besar, kau masih saja berusaha kuat namun sebenarnya ingin menyerah kalau jadi the first child itu lelah

lelah ya, harus terus diandalkan, harus menguatkan bahu setegar batu karang, membuat langkah besar dengan berani, memimpin dan menjadi teladan yang baik?

Jengah rasanya ya, kalau harus terus mengalah padahal bukan kau yang salah, mencoba menelan semua kenyataan kalau masa depan adik-adikmu ada di tanganmu juga, menjadi contoh harus jadi yang terbaik karena kau diikuti, itu melelahkan ya?

Seperti halnya kau terlahir ke dunia dari rahim ibu, yang disambut bahagia dan suka cita, dibanggakan karena kau sudah lama dinantikan, namun akhirnya ternyata justru tanggung jawab itu begitu besar, senyuman sambutan orang yang melihatmu saat hari kelahiran itu, mana kau tahu kalau hari ini begitu berbalik,

Kau disalahkan atas apa yang tidak kau lakukan, kau dihancurkan atas apa yang tidak adikmu teladani darimu, kakaknya

Suatu hari, si anak pertama enggan menjadi yang bisa diandalkan orangtua karena posisinya akan menggantikan orangtua, kan? anak pertama enggan menjadi pengganti peran penting itu, karena kau sangat membutuhkan mereka dalam hidupmu, iya kan?

Karena kau, anak pertama, pada siapa mengadu jika pilu? apakah kau tega membagi beban dengan adik-adikmu? pasti jawabnnya hanya satu kan, kau hanya bisa memeluk orangtuamu lalu menangis seperti bayi karena membutuhkan mereka, iya kan?

Kau tidak ingin mandiri karena takut kehilangan peran orangtuamu, kau tidak ingin tugas orangtuamu selesai lalu digantikan olehmu, setiap orang bilang, anak pertama adalah tumpuan adik-adiknya. Apakah ungkapan itu serasa tak adil bagimu?

Hey anak pertama, coba kau berusaha bangga. Karena apa?
karena posisi sebagai anak pertama, dipilihkan langsung oleh Allah dengan tanggung jawab yang kau mampu, keren kan?

Berusahalah, lalu jika mau, menangislah, tak apa.

Bandung, 7 Januari 2020

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (1)