Tebaran Ucapan di Hari Ibu
Hari ini banyak sekali ucapan yang bertebaran di medsos tentang ibunya. Ada yang posting foto sama ibunya, ada yang posting puisi, tulisan, sampai skrinsutan obrolan sama ibu di watsap.
Saya juga mempersiapkan beberapa hal untuk mengucapkan kata “Selamat Hari Ibu” kepada ibu saya selama beberapa jam. Karena kan saya nggak pernah so sweet-so sweet an sama ibu saya. Kalau lebaran juga, saya dan adik-adik nggak sungkem sambil nangis-nangis, ibu saya tiba-tiba nyodorin tangan sambil nanya, “Mau salam gak?” akhirnya kami sun tangan sambil cengengesan sama kedua orangtua. Aneh kan? eh nggak juga sih. Pasti di antara kalian juga banyak yang begitu kan?
Ucapan hari ibu ingin sekali saya ucapkan sambil ngasih bunga mawar atau bunga hebras dengan pot kaca yang udah diisi air, atau coklat silver queen dengan ucapan-ucapan manis. Tapi kalau ngasih coklat, palingan nanti ibu saya akan memberikan coklat itu pada adik-adik saya. Ah nggak asik kan?
Satu hal yang akhirnya saya sadari adalah mencoba menggali dalam diri saya tentang apa saja sejauh ini yang sudah saya lakukan untuk ibu saya. Apakah sejauh yang sudah saya lakukan semuanya ikhlas karena Allah? atau hanya karena rasa nggak enakan aja? atau emang karena ngerasa udah harus tau diri?
Saya yang sudah bekerja ini apakah merasa cukup dengan hanya memberikan uang pada Ibu? lalu saya akan merasa paling berjasa pada orangtua?
Bahkan dikisahkan seseorang yang menggendong ibunya tawaf pun belum bisa membalas ibu di setiap helaan nafasnya ketika melahirkan kita.
Di hari ibu ini, saya hanya ingin didoakan Ibu agar saya selalu tahu diri kalau saya bisa lulus kuliah, bisa dapat bekerja dan menghasilkan uang, lalu menjalani kehidupan yang tenang juga adalah bagian doa dari Ibu dan Bapak saya. Saya hanya ingin selalu didoakan agar saya selalu rendah hati untuk membantu Ibu dan bapak saya. Tidak menganggap saya terlalu pintar dari mereka, karena toh merekalah yang menyekolahkan saya. Saya hanya sedang melihat lagi ke dalam diri saya apakah saya justru pantas menjadi anak Ibu dan bapak saya?
Saya juga mungkin ingin minta diberi kesabaran atas rasa iri saya pada adik-adik saya yang masih sering dikhawatirkan atas beberapa hal sepele. Saya juga masih ingin mendapat perhatian sebanyak itu, tapi mungkin sudah saatnya saya yang justru memberikan perhatian pada Ibu saya juga semua keluarga saya.
Saya tidak bisa membuat Ibu saya terharu dengan kata-kata saya di hari Ulangtahunnya atau di hari Ibu, karena paling nanti Ibu saya cuman bilang, “Itu gera, kunaon ih?” (Nah loh, kenapa ih?)
Ya, saya hanya ingin menjadi sebaik-baiknya anak yang sebanyak-banyaknya tahu diri.
SA
22 Desember 2019