Sepucuk Surat Untuk Pija

Sarah N Aini
3 min readMay 18, 2019

--

Halo, Sara Fiza ! gimana puasanya hari ini?

Ja, aku ingin cerita sedikit mengenai kehidupan, boleh ya?

Dulu, saat aku menjadi pelajar dari TK hingga SMA, aku adalah korban perundungan. Perundungannya beragam, sampai pada akhirnya karena kejadian itu terjadi berulang-ulang setiap tahunnya, aku jadi punya tameng tersendiri untuk menghadapi itu. Aku berusaha memasang pagar kuat-kuat dalam diri, biar perundungan itu datang, aku tetap semangat belajar ke sekolah.

Dulu, dari TK sampai SMA itu, nggak banyak yang mengenal aku, termasuk guru-guru. Mereka bahkan sering salah manggil nama aku, Ja.

Aku juga sudah terbiasa tidak dirasakan kehadirannya oleh teman-teman, makanya, dari sejak kuliah sampai sekarang, kalau ada yang manggil nama aku, aku seolah merasa aneh, “Masa sih ada yang manggil aku?”

Saking jarangnya dulu namaku dipanggil.

Awal-awal memasuki kuliah aku mulai mencari peluang untuk berteman lebih luas lagi. Aku ikut beberapa organisasi, aku ikut komunitas juga. Sampai akhirnya aku ketemu kamu, di FLP Jatinangor waktu itu.

Saat itu aku masih saja merasa asing sama lingkunganku, aku selalu berpikir, “Ah, mereka paling-paling juga lupa nama aku.”

Apalagi nama kita sama, aku semakin berpikir, “Paling yang diingat sama orang, Sarah yang itu.” Hingga saat itu, setiap ada orang yang manggil aku, aku selalu cuek, karena aku mikir panggilan itu untuk Sarah yang lain.

Aku lalu mulai mengenal kamu semakin banyak, kamu senang astronomi, aku juga, kamu senang cerita science fiction, aku juga, kamu senang langit, akuuu juga! aku mulai tertarik untuk memulai pertemanan sama kamu, tapi aku pikir ulang, “Eh, emangnya dia mau temenan sama aku?”

Tapi rupanya kamu baik hati sekali, biar nama kita nggak bikin orang bingung, kamu memutuskan untuk memanggil diri kamu Fiza sedangkan aku dipanggil Astro saja. Astro itu kan dulu nama pena aku yang diambil dari kata Astronom, karena aku suka sekali langit dan dunia Astronomi. Lalu waktu itu aku mengetahui kalau Fiza itu artinya angin, itu bahasa Jepang kan?

Kamu bahkan pernah main ke kosan aku hanya untuk ngomongin project novel kita, “kita akan bikin novel science fiction duet!” kata kamu waktu itu. Aku tentu saja semangat banget! aku cuma berharap pertemanan biasa aja dari kamu, tapi kamu ngajak aku nulis buku.

Aku sudah terbiasa dan terlatih menjadi orang invisible, artinya kayaknya orang nggak ada yang sadar kehadiran aku, dan orang nggak banyak juga yang butuh aku. Makanya aku menjalani kehidupan dengan kesendirian saja.

Tapi setelah mengenal kamu, aku merasakan kebahagiaan lain, aku merasa menjadi orang yang sangat berharga. Aku merasa dibutuhkan.

Kemarin, ketika aku dapat telepon dari kamu, aku senang sekali! padahal aku tipe orang yang nggak suka dering telepon, daripada nelepon, mendingan chat aja. Tapi kemarin itu bedaaa! aku merasa sedang benar-benar dibutuhkan, Ja. Aku mikir, “Temen dia kan banyak ya, kenapa curhatnya ke aku.” Makanya aku benar-benar merasa berharga sekali.

Apalagi kamu adalah satu-satunya teman yang bilang, “Strooo, siapapun yang kenal kamu itu pasti beruntuung! aku bersyukur sama Allah bisa kenal sama kamu!”

Sepanjang aku dikenal dan mengenal orang, cuma kamu yang bilang gitu. Sepanjang aku merasa nggak berguna dan merasa orang paling nggak diliat sama dunia, kata-kata itu sangat ajaib! aku jadinya bersyukur juga banyak-banyak sama Allah, karena banyak nikmat yang aku lewatkan untuk disyukuri.

Ja, kamu juga mengenalkan aku sama platform Medium ini, setiap aku posting tulisan dan ada yang baca, komen bahkan meng-highlight tulisanku, aku sangaaaaat merasa berguna.

Terimakasih banyaaaak ya Fiza, kamu itu memang wanita yang kuat! masalah kamu lebih sulit dari aku, pasti. Tapi kamu masih bisa memberikan aku semangat hidup di kala aku benar-benar putus asa.

Tenang aja, masalah kamu ga seberapa, Ja. Allah sayang banget sama kamu, kata Allah, pundak kamu masih kuat, kok! “Aku sayang sama dia, Aku pengen liat dia nangis di atas sajadahnya lagi.” Kata Allah mungkin gitu.

Fiza, terimakasih sudah membuat aku jadi orang yang berguna, ya!

SA

18 Mei 2019/ 13 Ramadan 1440 H

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (2)