Review Film 2024:

Agak Laen

Sarah N Aini
2 min readFeb 25, 2024

Klaimnya film ini adalah film komedi, tapi menurut saya klaim itu salah, saya nggak bisa bilang ini film komedi, karena di dalam satu film tersebut terdapat beberapa genre yang bergabung jadi satu.

Komedi, misteri, romansa, sosial, persahabatan, orangtua, sampai religi.

Bagi saya ini cerdas, bisa menggabungkan banyak genre dalam satu film dengan masing-masing porsi yang pas.

Biasanya judul film komedi lebih berat ke kisah romansanya atau kisah sosial, lebih-lebih, biasanya film komedi harus menghadirkan satu aktris cantik untuk memancing penonton. Tapi dalam film ini, saya menemukan sebuah menu yang pas dalam sebuah hidangan. Tidak berat sebelah dan tidak timpang. Tidak juga menjadikan tokoh utama berdampingan dengan aktris cantik sebagai pancingan untuk menarik penonton.

Sebetulnya dalam film ini saya tidak menemukan plot twist yang mencengangkan, malah lebih banyak jokes-jokes sederhana yang sudah bisa ditebak polanya, karena kan pemainnya para komika, yang sebetulnya kita sudah tahu jokes-jokes mereka sebelumnya. Namun yang menarik adalah justru saya menemukan pola penulisan cerita yang keren, seperti menggantikan posisi plot twist dalam cerita, film ini mungkin (kesotoyan saya), menggunakan matriks, sebelum menulis cerita, si pembuat cerita membuat penggambaran tiap babak sehingga ada kejadian dalam suatu babak yang bisa ditarik sebab akibatnya ke babak selanjutnya.

Misalnya, ketika tokoh Obet yang digambarkan bisu, awalnya saya berpikir kalau dalam cerita komedi selalu ada tokoh tak sempurna yang menjadi bumbu dalam karakter-karakter yang muncul, seperti halnya tokoh bloon dalam sebuah geng anak sekolah, saya kira tokoh Obet ini hanya sebatas itu, tapi justru kemunculannya sangat berpengaruh di babak selanjutnya bahkan hingga menuju akhir film.

Lalu kejadian pembelian makam untuk Ibunya Okky dan pertanyaan Okky pada penjaga makam tentang sebuah proyek yang sedang dibangun di kawasan pemakanan, ternyata hal-hal yang saya anggap remeh tersebut, yang saya pikir hanya sebagai penambah rasa humor belaka, salah sama sekali. Hal-hal yang muncul tersebut justru untuk menjelaskan adegan-adegan di babak selanjutnya.

Dan menurut saya, ini cerdas.

Ternyata dalam sebuah penulisan cerita tidak melulu harus menciptakan plot twist yang menguras pikiran penulis, namun juga bisa membuat matriks yang bisa kita hubungkan di babak-babak selanjutnya.

Untuk referensi film humor Indonesia yang cerdas sejenis ini, kalian bisa menyaksikan filmnya Raditya Dika — Hangout — yang juga mengusung tema horror komedi.

Tidak menyangka bahwa ternyata film ini dinobatkan sebagai film komedi dengan cerita asli terlaris se Indonesia sebelum saya menontonnya. Namun setelah saya menontonnya, saya betul-betul bertepuk tangan. Ya, walaupun ditutup dengan adegan klise, tapi secara keseluruhan, saya mengangkat topi tinggi-tinggi, tertutama bagi penulis cerita.

Gambar dari Google

SNA

Bandung, 25 Februari 2024

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

No responses yet