Review Film 2022 : Hayya 2

Berisi Spoiler

Sarah N Aini
2 min readApr 3, 2022

Bisa dibilang film yang satu ini termasuk film keluarga, karena mengusung tema orang tua.
Di awal kemunculan Hayya 2 ini, cerita yang disuguhkan menarik hati saya yang ingin segera menonton karena pada Hayya pertama, tokoh utama — tentu saja Hayya — melarikan diri dari kekejaman Israel dengan masuk ke koper seorang relawan Indonesia.

Siapapun pasti akan bertanya-tanya mengapa orang-orang Palestina itu tidak melakukan apa yang Hayya lakukan? menyelinap dan tinggal dengan damai di suatu negeri yang tenang, atau berpikir kalau melihat seorang anak seperti Hayya, mungkin saja ingin membawanya pulang ke tempat nyaman seperti tanah air kita?

Maka rasa penasaran saya terjawab di Hayya 2 ini, dengan pembukaan film yang menyayat hati, membuat saya membayangkan betapa kuatnya masyarakat Palestina bertahan dari kekejaman yang datang selama puluhan tahun itu.

Di sisi lain, ada beberapa kejutan yang disajikan dalam beberapa adegan film ini, apalagi dengan ending yang tak terduga membuat film ini seharusnya bisa disandingkan dengan kepopuleran Jujutsu No Kaisen 0 di Bioskop Indonesia.

Karena saya tidak ingin membahasnya lebih jauh (pasti akan terlalu banyak spoiler), maka saya ingin mengupasnya beberapa saja, di Hayya 2 ini, salah satu penulisnya, Asma Nadia, betul-betul melakukan riset seputar Palestina dan dampak dari penyerangan Israel, sehingga ada satu adegan yang membuat pengetahuan saya bertambah ketika Hayya harus menjalani operasi karena di dalam paru-parunya terdapat serpihan logam.

Asma Nadia, tidak serta merta memasukkan adegan operasi itu tanpa analisis, karena menurut beliau, di Bosnia, efek dari peperangan di sana, terdapat anak-anak yang dalam paru-parunya terkandung serpihan logam dari granat dan bom yang dilancarkan saat peperangan. Hanya saja, dalam film divisualkan serpihannya lebih besar untuk efek visualisasi film yang lebih nyata.

Satu hal lagi yang saya kagumi dari ide cerita film ini adalah pesan yang terkandung bukan hanya dari ayat-ayat Alquran dan Cie pesan hikmah seperti ibroh saat sedang mendengar ceramah ustaz, namun pesan tersirat yang digambarkan sepanjang alur cerita, penggambaran tokoh Ibu yang depresi berat yang membuat kita semakin sadar bahwa orang-orang depresi itu ada di sekitar kita dan perlu dibantu, di sini, saya amat mengagumi akting Dini Aminarti yang membuat saya merasakan terlarut dalam perasaan perih seorang ibu.

Film ini menyampaikan pesan-pesan yang baik, lewat cara tersirat maupun tersurat, Mbak Asma Nadia menuturkan, PH yang memproduksi film ini hanya ingin menampilkan film-film dengan pesan baik dan hasil yang baik juga, karena hasil penjualan tiket ini juga akan disumbangkan pada Dhuafa dan Palestina sebanyak 2,7 Miliyar. Jelas ini bukan jumlah yang sedikit untuk sebuah sedekah.

Film ini membuat kita menyadari juga bahwa orangtua yang kita anggap tak sempurna, sudah sangat berusaha menjadi sempurna demi anak-anaknya.

sehingga, sangat layak jika film ini direkomendasikan untuk ditonton saat ngabuburit bersama keluarga di Ramadan tahun ini.

Bandung, 1 Ramadan 1443 H

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

No responses yet