Mencintai Kekurangan

Sarah N Aini
2 min readApr 16, 2019

--

Di usia yang sudah tak lucu lagi, setiap kumpul sama teman pasti yang diomongin hal-hal serius. Mau itu masalah kerjaan, masalah kehidupan yang selalu kita bandingkan dengan teman, juga masalah jodoh (pasti ini mah).

Kemarin, dua teman saya di sore hari yang gerimis di tengah-tengah kerumunan orang ngantri Dimsum Jalan Ganesha belakang ITB, banyak bercerita tentang kisah-kisah hidup mereka yang terkadang membuat kami kagum pada diri sendiri, “Wah, kita sudah berjalan sejauh ini.”

Namun pada akhirnya selalu diiringi dengan keluhan. Dasar manusia.

Seorang teman yang sedang menunggu Dimsumnya tiba bercerita panjang lebar, “Tapi aku kagum sama temenku itu, masa alasan dia nikah karena calonnya itu banyak kekurangan.”

Kita masih mendengarkan dia sambil nunggu Dimsum Ayam datang.

“Kata dia,”Lanjut teman saya lagi “Sebenernya calon aku teh banyak banget kekurangannya. Kalau disandingkan sama aku mah nggak cocok lah, tapi justru aku milih dia karena nantinya aku bisa menyempurnakan kekurangan dia.”

Saya yang saat itu hanya kepikiran ini Dimsum kapan datangnya, cuma manggut-manggut sambil takjub.

Kok ada alasan orang untuk memilih karena kekurangan yang dimiliki

Akhirnya Dimsum datang dan konsentrasi semakin cemerlang.

“Iya sih, masuk akal” Kata temen saya yang satu lagi, “Jadi kalau kita ekspektasinya dari awal udah tinggi, mungkin ketika udah nikah dan pasangan kita nggak sesuai ekspektasi, jadinya shock. Beda kalau kita udah nggak ngarep apa-apa dari pasangan kita karena justru kitalah yang bakal ngasih sesuatu untuk menyempurnakannya, jadi ketika dia mencapai sesuatu yang nggak terduga, kita malah jadi terkejut gitu ya.”

Ngarep sih intinya. Sama manusia. Dan akhirnya malah kekecewaan yang didapat.

Kayak sekarang nih, musim pemilu. Di beberapa rumah sakit jiwa bahkan udah ada yang siap menerima caleg yang kalah, karena udah banyak fakta, ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, kekecewaan yang datang. Kalau udah gini, iman tergadai karena nafsu menguasai.

Juga ketika ada yang stress dan bunuh diri gara-gara nggak lulus SNMPTN Undangan kemarin, karena ya ngarepnya sama manusia, ya siap-siaplah kecewa.

Jika memang kamu adalah golongan ras terlemah yang baru dikasih love sama gebetan di postingan IG aja udah serasa diajak nikah, mulailah berbenah! bahwa love yang dia beri itu, hanya penerapan dari akhlakul karimah yang diajarkan Rasulullah, baik hati pada sesama. Ngasih hati virtual, jangan dianggap ngasih hati beneran. Siapa tau kepencet.

Kekurangan memang milik setiap manusia, jadi kalau kita sulit menerima kekurangan, mungkin kitanya kurang ngaca.

Iya, termasuk saya.

SA

16 April 2019

Ketika Besok Pemilu

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (1)