Masuk Geng Motor
Zaman saya SMP adalah zaman ketika masuk geng motor jadi bahan obrolan anak-anak sekolah. Rumor seputar bagaimana cara seseorang bisa masuk geng motor, siapa saja yang boleh masuk, sampai apakah si teteh ini dan si akang itu sebenarnya adalah anggota geng motor yang masih menjadi kakak kelas kita.
Namun rumor yang beredar rupanya fakta. Guru-guru melakukan razia anak-anak yang disinyalir bergabung ke geng motor, akhirnya menjadi tontonan yang menyenangkan di sekolah. Dulu, ketika kita mendengar nama geng motor Brigez, XTC, dan Moonraker, yang terbayang adalah ketakutan. Takut kalau suatu hari ada kakak kelas yang menghampiri kita ke kelas hanya untuk malak atau melakukan perekrutan anggota. Maka, berdasarkan gossip yang beredar, kalau ada kakak kelas atau bahkan teman seangkatan yang pakai kuteks warna hitam, memakai gelang karet berwarna hitam, dan anting plastik hitam sambil ngunyah permen karet, mereka adalah anggota geng motor yang sering berurusan dengan guru BK. Lalu, gossip seputar anggota geng motor yang tersiar bukan hanya tentang ciri-ciri anggotanya, namu juga syarat menjadi anggota geng motor yang membuat kita merasa ngeri.
“Ih tau nggak? Kalau jadi anggota Brigez itu harus minum darah ketuanya dulu, tau!” atau “Ih, tau nggak? Kalau jadi anggota geng motor, roknya harus di atas lutut!”. Sehingga, ketika ada teman kita yang pakai kerudung, pasti dibilang sok alim karena zaman orang memakai kerudung belumlah segampang saat ini. “Ih hantu mah pasti takut sama kamu ya, da kamu kan pake kerudung.” Padahal kalau di zaman sekarang hantu udah ada yang pake kerudung (Iya, ini ngomongin Valak).
Menjadi remaja yang hidup di zaman ketika geng motor menjadi suatu hal yang menakutkan, pada akhirnya saya sering mencurigai temen sendiri. Liat temen yang pake kuteks item aja saya langsung nyangka dia anggota Brigez. Padahal setelah denger dia cerita, katanya kuteks itu dipake buat gaya-gayaan dan bukti ke temen-temen kalau dia abis dari Strawberry (Toko pernak-pernik perempuan yang sedang hits pada masa itu). Atau level yang paling parah adalah ketika diajak mampir ke ruang BK sama guru BK, dan pas keluar ditanya sama temen, “Kamu ngapain ke ruang BK? Terlibat geng motor ya? Kaget sih aku, kamu pake kerudung dipanggil ke ruang BK.” Padahal dari ruang BK abis disuruh beli Batagor sama guru.
Lalu, ketika medsos di zaman sekarang sedang ramai-ramainya, dan informasi mulai tak bisa dibendung lagi, saya jadi mendapatkan banyak informasi seputar geng motor. Rupanya geng motor di zaman sekarang bisa masuk TV dan si ketua punya pacar yang cantik (Si Boy). Juga, geng motor di zaman sekarang pada rajin ngaji ke Masjid. Dulu image geng motor hanyalah negatif, tapi sekarang udah ada geng motor hijrah dan punya tagline Road to Jannah. Termasuk Brigez, XTC, dan Moonraker yang anggotanya pada suka ikut kajian dan belajar ngaji, walaupun masih suka momotoran. Dulu, yang terlintas di otak saya, geng motor kerjaannya cuman tawuran kayak cerita Dilan, tapi sekarang geng motor hobinya ikut kajian dan bawa-bawa bendera dengan lambang Islam kalau lagi konvoi.
Allah mah maha membulak-balikkan hati ya, kemarin kita benci eh sekarang kita suka. Eh, maksudnya, kemarin kita benci syariat sekarang kita menjalankan syariat. Kemarin kita maksiat, sekarang kita berusaha taat. Para geng motor ini juga yang saya liat di medsos kegiatannya positif semua, sok weh gera kepoin IGnya.
Selain itu, ketika dulu kalau yang datang kajian hanya teteh-teteh berjilbab lebar, pakai rok atau gamis, sekarang yang ikut kajian dari mulai teteh-teteh pake celana jeans kerudung minimalis, teteh-teteh bergaya Nisa Sabyan, hingga teteh-teteh OOTD hits Instagram. Di zaman yang media sosial sudah canggih seperti sekarang ini, kalau datang kajian nggak Cuma liat orang yang itu-itu aja, tapi juga beragam karakter, dari mulai kerudung gaul sampai kerudung syar’i, juga dari mulai akang-akang berjanggut celana cingkrang hingga akang-akang bertato dengan jeans disilet-silet.
Jadi, hari ini kita soleh, kita nggak boleh bangga dan menghakimi orang lain bejat, hari ini kita tahajjud, nggak boleh menghakimi orang lain males nggak tahajjud, hari ini kita tilawah dan solat duha nggak boleh sombong karena orang lain lebih milih main HP dan tidur, karena bisa jadi, hari ini kita taat, besoknya malah kita yang maksiat. Hari ini jilbab kita lebar, besoknya tuh jilbab malah dijadiin hordeng (gorden) dan rambut kita dipamerin ke manusia akhir zaman ini, atau hari ini kita rajin kajian sama saudara seiman, bisa jadi besoknya kita ngajakin temen-temen pengajian pada jojogedan dan minum-minuman keras (bukan es batu, ih!). Kita bisa jadi hari ini sombong ngerasa ilmu udah selangit karena banyak nonton tausyiah ustaz di Youtube atau Instagram, bisa jadi besoknya kita mengamalkan video Tiktok. Jijik ngeliat muslimah suka sama kokoreaan, atau alergi liat muslim suka nonton anime, bisa jadi besoknya kita jualan film korea dan ngerentalin komik di Gasibu (sejenis pasar minggu) Geus teu usum meureunnya rental komik. Hargai setiap perubahan baik teman kita atau orang lain di sekitar kita sekecil apa pun selama itu tujuannya baik karena Allah, karena bisa jadi, justru doa mereka yang paling didenger sama Allah kan?
“Yaa Muqollibal quluub Tsabbit qolbi ‘ala diiniik…”
“Ya Allah yang memiliki hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu.”
SA
29 Ramadan 1440 H/3 Juni 2019
ditulis ulang dari tulisan September 2018,