Kenangan yang Menggenang (2)
Yang patah akan berganti, yang mengabdi akan tetap abadi
Yang baik akan dipetik yang buruk akan membusuk
Yang indah akan berbuah yang mengerikan akan tersingkirkan
Yang sering bertemu akan merasa semu lalu pada akhirnya menyalahkan waktu
Yang abadi adalah kebaikan, walau raga hanya tinggal nama di atas nisan, namun kebaikan akan tetap mengalir menyelamatkan
Yang abadi bukan hanya waktu, tetapi manusia-manusia yang tahu untuk apa ia berdiri di bumi, menabur manfaat lalu pergi jika sudah tak ada urusan lagi
Pergi saja mungkin tanpa ingin disanjung dan dipuji, karena hidup ini bukan sekadar ingin diberi, namun juga untuk memberi agar kelak bisa kembali dengan menjadi manusia sejati
Selamat jalan, Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie, namamu abadi, akan kusimpan baik-baik langkahmu, agar kau tak sekadar dikirim doa saat pergi, namun entah sampai kapanpun lagi, doa itu tetap mengeja namamu hingga kau tak tahu harus bersyukur bagaimana lagi karena Tuhan mengizinkanmu memberikan manfaat agar itu jadi abadi.
Semoga kau tahu, jika seluruh angkasa raya bersedih atas kepergianmu, begitu juga aku, yang duduk iri sendiri karena kelak ingin juga diantar pergi dengan doa sebanyak itu.
SA
Bandung, 11 September 2019/ 11 Muharram 1441 H