KAU CANTIK HARI INI

Sarah N Aini
3 min readAug 4, 2018

--

Emang nggak ada lagi sih yang bilang kita cantik atau ganteng secara jujur kecuali Ibu kita. “Da si Ujang mah kasep, ceuk saha goréng, ah!”

Kesan pertama seseorang terhadap kita kan memang dari penampilan ya, dan tidak bisa dipungkiri juga ketika ada orang yang pada akhirnya bisa banyak teman hanya karena penampilannya yang rapi dan wajahnya yang ganteng atau cantik. Apalagi di zaman sekarang, ketika orang-orang sangat mudah mendapat banyak follower di instagram hanya karena wajah mereka indah dipandang.

Maka sebab itulah dalam beberapa kasus, penampilan banyak diperhitungkan oleh beberapa kalangan daripada kemampuannya.

Contohnya saya yang seorang guru. Beberapa stakeholder pasti melihat saya dari penampilan. Dan tiba-tiba muncullah sebuah perkataan yang peureus (perih), “Kok bisa sih kecil gitu jadi guru!”

Semua orang merasa tidak percaya diri ketika penampilan fisik mereka sudah dikomentari. Dibilang nggak cantik, nggak ganteng, nggak tinggi, nggak kurus, sampai dibilang berjerawat.

Memang tidak salah, karena penilaian paling sederhana kita terhadap seseorang adalah dari penampilan fisiknya, padahal kita belum bisa menilai seseorang baik atau buruk sebelum kita mengenalnya lewat diskusi, kegiatan bersama, atau bekerjasama dengannya. Namun diri ini memang harus punya rem sendiri untuk tidak banyak menilai orang seenaknya. Memberikan penghakiman atas penampilan fisik seseorang tanpa mengenalnya lebih jauh. Dalam Islam kan kalau mau kenal seseorang lebih jauh kita harus bermalam dengannya atau melakukan perjalanan dengannya (mohon koreksi ya kalau salah redaksi).

Lalu, ketika kata-kata penghakiman oranglain terhadap kita keluar dan tertangkap oleh indera pendengaran kita, kita akan berusaha memperbaiki penampilan agar oranglain tak sembarangan menilai kita lagi. Kita berusaha mati-matian merawat penampilan fisik hanya untuk menyenangkan oranglain.

Lalu apa yang kita usahakan mati-matian untuk menyenangkan Allah?

Ketika Dia sama sekali tak melihat bentuk fisik kita kecuali Iman dan Takwa, apalagi yang kita risaukan?

Sebelumnya masalah seputar ini sudah pernah dibahas oleh seorang social media influencer yang pasti kalian sudah kenal kan ya. Tapi karena saya adalah orang yang hampir sering menerima penghakiman tak menyenangkan dari beberapa pihak terkait, maka saya merasa butuh menuliskan ini.

Terakhir, saya juga ingin menjadikan tulisan ini pengingat bagi diri saya sendiri agar tak sembarangan menghakimi oranglain dari tampilan fisik semata.

Kalau saja Allah hanya memilih hambaNya si kulit putih yang bisa masuk surga, maka dalam sejarah, Bilal Bin Rabah tak akan pernah tercatat sebagai ahli Surga.

Terus saya nemu ini di akun medsos seorang teman :

Jadi kita bisa saja kan ya seenaknya ngomongin penampilan orang, tapi kalau kita tidak tahu ada apa di belakangnya, dan orang yang kita omongin itu akhirnya nambah sakit lalu berujung parah, kita harus bagaimana?

Jadi teringat sebuah hadits arba’in ke lima belas :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda,

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah
dia memuliakan tamunya" (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Jadi, kau cantik hari ini. Dan kau juga besok hingga besok-besoknya akan tetap cantik, karena akhlakmu.

Tulisan ini juga terinspirasi dari postingan seorang teman:

(udah minta izin sama yang punya foto ya)

Bandung, 4 Agustus 2018

S.A

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (1)