Jatuh
Suatu hari seseorang bertanya-tanya di manakah ia bisa menemukan Tuhan?
Ia mencari di tumpukan masalahnya, mencari hingga tak menemukan satu pun celah di mana Tuhan bisa bersembunyi
Namun ia gagal
Tuhannya tak di sana
Ia mengobrak-abrik otaknya, membelah isi kepala lalu mencari
adakah Tuhan bersembunyi di antara pikiran-pikirannya,
Ia tak menemukannya
Ia masih penasaran, mencoba merobek dada dan mengorek isi hatinya,
tangannya menjelajah di dalam sana, mengorek seluruh bagian hingga ia yakin tak ada yang terlewat,
Ia masih belum menemukannya
Ia lalu berlari ke pinggir tebing, berteriak kecang hingga merusak gendang telinganya sendiri, ia tak puas, lalu merobek matanya hingga buta tak bisa melihat apapun
“Tuhan tak ada! kalaupun ada, Dia sudah menginggalkanku!” ia berteriak, lalu berjalan ke tengah kota memperlihatkan kesengsaraannya,
Seolah ia berkata pada dunia, “Akulah yang paling menderita di muka bumi ini!”
Dari atas sana, Tuhan melihat seseorang itu, tersenyumlah Tuhan melihatnya, lalu malaikat di sampingnya berkata,
“Tuhanku, manusia itu telah mati hatinya, buta pengelihatannya, tuli pendengarannya!”
“Tuhanku, ia sudah jatuh sehingga tak mungkin menemukan diriMu!”
Tuhan tersenyum lagi seraya berkata, “Aku selalu menunggunya jika ia ingin benar-benar menghampiriku.”
Bandung, 15 Februari 2021