I’m Angry If I’m Hungry
Kadang kalau lagi lapar, emosi semakin memuncak. Padahal yang namanya cewek, beda sama cowok. Ya iyalah. Cewe kalau marah bukan hanya karena lapar, cowo juga sama, tergantung orangnya. Tapi coba lihat deh, setiap kita punya masalah, beberapa teman yang ilmu psikologisnya cihuy bilang kalau mengekspresikan marah itu wajar, gapapa hey! termasuk kata lagunya Fiersa Besari, ‘Tak mengapa jika kau tak baik-baik saja.’ Kita itu kan bukan robot, juga bukan orang sempurna, ada sedihnya, ada marahnya, ada baiknya.
Tapi setiap kali marah keluar untuk mengekspresikan kekecewaan, kadang orang-orang malah nggak terima, bukannya disambut dengan dukungan positif, malah dimarahin balik. Ya gimana setan nggak tepuk tangan kalau semuanya jadi marah-marah? bukannya api akan padam oleh air?
“Kamu bukannya suka solat sama suka ngaji? kok marah-marah!”
“Tadi kamu tuh solat nggak sih? solat kan?! kok marah! percuma dong solatnya! nggak usah aja sekalian!”
((percuma dong solatnya, nggak usah aja sekalian!))
((percuma dong solatnya, nggak usah aja sekalian!))
((percuma dong solatnya, nggak usah aja sekalian!))
((percuma……
((percu…..
((per….
Eh, maaf? apa pernah kepikiran jadinya, “Yaudah gue nggak usah solat! orang gaakan diterima juga! percuma!”
Jadi siapa yang jahat kalau gitu ya, Guru?
yang salah itu siluman Kerbau, Go Kong, dia mencuri perbekalan kita.
Patkai, enyahkan siluman itu!
Baik guru, tapi setelah aku makan Bapau ya!
Kita selalu saja menganggap kalau semua orang nggak boleh marah. Harus sabar, seperti kata temen saya si x nasihatin si y
“Sabar deh, Y! rasul aja sabar.”
“Iya tau, tapi gue kan bukan rasul.”
Walaupun kita tetep harus mengikuti akhlak rasul tapi kita yang namanya manusia biasa pasti akan marah juga. Asal ya marahnya jangan berlebihan. Luapan emosi kalau nggak marah, nangis atau ketawa-tawa juga wajar. Nggak usah nahan diri untuk tetap menerima ketidaknyamanan dengan dalih kesabaran. Kita tentu harus bisa bilang ‘tidak’ juga kan kalau memang harus?
Yah pada akhirnya kalau marahnya sembarangan mengikuti hawa nafsu juga nggak baik, kan orang yang paling kuat sesungguhnya adalah yang bisa menahan marah.
Jadi, marahlah pada tempatnya. Atau kalau kata guru saya dulu, “Marahlah saat kamu marah.”
Iya, marah saat memang seharusnya kita marah. Jangan cari-cari alasan agar bisa marah. Selagi bisa pake cara ramah, ngapain juga kan cape-cape pake marah?
SA
Februari 2020