Ibu yang Tertukar

Sarah N Aini
2 min readMar 27, 2022

--

Hari yang lelah, pikiran bergumul menjadi tak terurai
satu persatu masalah seakan setia dengan kesedihan mengikutinya
hari ketika pulang ke rumah, tak ada masakan ibu, meminta kita memasak sendiri atau membeli indomie

Hari-hari yang iri ketika teman seperantauan selalu diiringi kabar mesra dari ibunya
kabar-kabar yang ditanyakan dari mulut hangat dan dekapan yang jauh dari ibu,
ah, apakah ibu kita harusnya ditukar?

Namun pikiran kita yang sudah lelah, tak ada satupun orang rumah memeluk lewat pesan udara, atau sekadar cengkrama lewat pesan singkat
kukira ibuku dan ibu mereka sangat berbeda,
sepertinya aku dibuang dan tak dipedulikan
seperti anak kucing yang harus mencari makan sendiri,
lalu hidup tanpa ditanyai kabar
ah, apakah ibu kita seharusnya ditukar?

Suatu hari, seorang anak menyadari kebaikan ibunya dari cerita orang lain,
menyadari betapa beruntungnya memiliki ibu sebaik ibuku, pikirnya dengan bayangan kebaikan-kebaikan ibu
memasakkan makanan kesukaan kita,
menjahitkan kancing baju kita yang lepas,
mencari bahan prakarya untuk kita jam sepuluh malam,
menyisakan nasi kotak dari pengajian untuk kita makan di rumah
menaruh payung di ransel kita secara diam-diam karena kita malas membawanya,

Siapa tahu hujan turun, begitu kata ibu, ibu tak bisa melindungimu terus, lalu bawa saja payung dari ibu ini, begitu saja pesan ibu

Suatu hari ketika pikiran bahwa ibu kita mungkin harus ditukar itu muncul, aku akan mengetok kepalaku, lalu berkata pada diriku sendiri yang sedang kecewa pada ibu,
“Mungkin aku tidak mengenal ibuku dengan benar?”
ibu memiliki caranya sendiri untuk anak-anaknya, bukan cara ibu orang lain yang lantas membuat kita iri, lalu merasa ingin ditukar,
Iya, benar, aku mungkin lupa cara mengenali ibuku seperti saat aku bayi mencium aromanya saat aku baru lahir ke dunia,

aku lupa mengenali caranya menyayangiku, lupa karena aku terus melihat orang lain, bukan melihat sejauh apa diriku memperlakukannya sebaik ia memperlakukanku sejak dulu

Maafkan aku ya, ibu,

gambar dari: car.co.id

SNA, 27 Maret 2022

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

No responses yet