Sarah N Aini
2 min readAug 11, 2020

Telah Berubah

Semuanya cepat sekali berubah, kemarin sakit dada bisa saja karena patah hati, sekarang sakit dada bisa saja dirawat sampai berhari-hari.

Semuanya sudah berubah, kemarin masjid terbuka lebar orang-orang enggan datang, sekarang masjid ditutup pendapat ulama yang diserang

Semuanya sudah berubah, kemarin kebahagiaan ketika dapat uang jajan atau nonton Kartun kesukaan, sekarang kebahagiaan adalah melihat orangtua sehat tanpa kesakitan

Semuanya sudah berubah, ketika saat kecil bangga dengan diri sendiri sudah bisa pakai sepeda, ternyata orang-orang hanya melihat kita ketika membuat mereka tertarik saja

Semuanya sudah berubah, menjadi kabur, menjadi tak lagi teratur, karena kita tak akan dilihat dengan apa adanya kita saja
namun karena kita sudah menjadi siapa-siapa

Semuanya sudah berubah ketika beranjak dewasa, kita akan dianggap ada jika membuat mereka terkesan dengan keberadaan kita di sana, namun dianggap tak terlihat jika kita tak memiliki apa-apa, merasa tak berguna, begitulah pula orang lain memandang kita

Semuanya sudah berubah ketika dewasa, tak lagi dipandang dengan senang ketika kita hadir menumpahkan bubur di mangkuk karena sudah mampu makan sendiri, namun justru sekarang kita berusaha menumpahkan bubur di mangkuk agar setidaknya, orang menganggap kita ada

Semuanya akan memandang kita biasa saja, hingga kita sudah menjadi siapa,
Semuanya akan berusaha mengenal kita, ketika setidaknya, kita menorehkan bahagia sedikit saja pada mereka

Pada orang-orang yang enggan melihat kita

SNA

Disunting 11 Agustus 2020

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

No responses yet