Dia Pikir Dia Mikir (4)
Jika Islam Tidak Pernah Ada
Ustaz Weemar Aditya
Islam membahas hal-hal besar sampai hal-hal yang kecil. Dari mulai perang hingga perintah berwajah ramah kepada saudara se iman.
Jadi, bayangkan kalau islam tidak pernah ada. Apakah mungkin semuanya akan baik-baik saja? Tidak ada perang, tidak ada konflik, tidak ada genosida?
Graham E Fuller mengatakan dalam buknya ‘A World Without Islam’ jika islam tidak pernah ada maka pertempuran, peperangan, penjajahan yang sekarang ada di Timur Tengah, Iraq, bahkan di Palestina akan tetap terjadi. Islam bukan sebab peperangan dan penjajahan terjadi, bahkan Michael H. Hart juga menuliskan dalam bukunya ’Top 100 Most Influential Person in History’ bahwa Nabi Muhammad adalah manusia paling berpengaruh dalam sejarah.
Tapi ketika orang-orang nonislam ini membela islam, kenapa orang islamnya sendiri malah alergi terhadap islam?
Jika islam tidak ada, dengan tangan apa kita makan? Mungkin kalau sudah buntu karena tidak ada aturan jelas, kita akan voting yang jelas-jelas cara pemungutan suara ini adalah cara yang meniadakan akal, karena berdasar pada pendapat sebagian besar orang saja. Sementara di islam kita mengenal musyawarah mufakat yang sudah jelas tertuang dalam Alquran.
Lalu, jika islam tidak pernah ada, bagaimana cara buang air yang benar? Jongkok, berdiri, duduk, atau kayang?
Hingga pada akhirnya ada penelitian di stanford 5 tahun lalu tentang manfaat buang air sambil jongkok yang ternyata sudah dijelaskan oleh islam manfaatnya.
Lalu, jika islam tidak pernah ada, bagaimana cara membagi harta warisan? Ini adalah sesuatu yang dapat memecah belah keluarga.
Walau sains modern membuktikan, tetapi 1400 tahun yang lalu sudah dijelaskan oleh Rasulullah mengenai hal-hal tersebut, mulai dari kebiasaan tidur menghadap kanan, makan tidak sampai kenyang, konsep intermitten fasting, infused water, bahkan hingga menghitung warisan.
Nabi Muhammad adalah orang yang paling sehat, karena hanya sakit 2 kali dalam hidupnya. Bagaimana bisa seorang yang hidupnya 1400 tahun yang lalu tapi sudah melakukan kebiasaan yang bahkan belum terpikirkan di zamannya?
Jawaban paling masuk akal adalah bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Tuhan
Jadi, jika islam tidak pernah ada, bagaimana manusia menjawab permasalahannya sendiri?
SNA
Bandung, 28 Januari 2024