Dalam Antrian
Ialah perasaan yang mulanya kagum, lalu mengubahnya menjadi harapan dan angan-angan
Awalnya saling tahu, kalau rongga hati itu sudah saling mengisi, tidak lagi hanya perasaan satu arah
Saling sadar, saling meyakini, bahwa kita saling mengisi kadar dopamin setiap kali bertemu
Lalu hingga akhirnya hanya nyaman saja dalam posisi ketidakpastian, ketidakjelasan, karena takut ada apa di depan
Apakah kebahagiaan atau lagi-lagi rintangan. Enggan maju, enggan mundur, hanya diam saja menyiksa pertemuan yang tanpa ada tujuan
Komitmen menjadi barang yang ditakuti karena hanya diyakini sebagai kata positif untuk maju, melanjutkan bersama-sama tanpa takut apapun rintangan
Namun, komitmen juga bisa menjadi kata positif untuk mundur lalu mengambil langkah yang lebih besar, lantas berjalan saja sendiri-sendiri kalau bersama hanya menjadikan beban
Halo apa kabar pikiran yang rumit? Mengapa semua dijadikan sulit? Tidak ada salahnya untuk tetap rasional, tidak melulu visioner, karena kita hidup di dunia yang serba melelahkan.
Untuk apa berekspektasi? Jika akhirnya lagi-lagi menyimpan nyeri?
Dunia ini untuk mengabdi, kecuali jika ingin diciptakan kembali menjadi batu atau kayu, sudah pasti akan mau.
Karena siapa yang tidak bahagia, kalau kelak kita tidak dihisab?
SNA, 15 Maret 2023