Bocah Pemulung di Depan Toko Ayam

Sarah N Aini
2 min readApr 11, 2023

--

Aku diam di depan sebuah toko ayam di kotaku, membawa karung besar di pundak, kusimpan di samping pohon lalu kusandarkan punggung pada batangnya yang kokoh

Aku hanya ingin beristirahat, namun seorang perempuan muda yang wanginya tercium dari jarak satu meter menghampiriku dengan kamera di tangannya,

Memandangku iba,

Memberikan sebungkus ayam goreng toko itu kepadaku,

Lalu memberikan dua lembar lima puluh ribuan setelah aku dipaksa bercerita kemiskinanku

Dari wajahku terlihat mengeluh mungkin, seperti orang miskin pada umumnya,

Terlihat ingin diberi,

Atau sekedar terlihat ingin diviralkan agar ada donasi datang ramai-ramai atas namaku

Aku bukan ingin dikasihani hanya karena setelah mengeluh,

Apa setiap habis mengeluh aku minta disantuni? Aku tidak merasa menderita jika memang pelangi itu tak pernah sampai padaku setelah hujan
Mungkin aku belum pantas mendapatkannya

Aku tidak pernah berandai-andai bisa makan ayam goreng di depan toko itu hanya karena duduk istirahat di depannya
Mungkin perutku belum siap menerimanya

Jika langit yang cerah selalu dijanjikan setelah badai, aku tak berharap itu akan menghampiriku, karena itu belum pernah datang padaku

Jika dermaga akan terlihat setelah berlayar di gelombang ombak, aku tak pernah memimpikan akan sampai pada dermaga itu

Aku hanya ingin berjanji saja, pada ayahku, pada ibuku, pada diriku sendiri.

Bahwa sekecil apapun mimpiku, akan kuusahakan sebesar kemampuanku

Jangan kasihani aku hanya untuk membuatmu merasa lebih baik, kasihani aku jika kamu memang manusia,

Hanya itu

Bandung, 11 April 2023

Malam ke dua puluh satu ramadan 1444 H

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (1)