Anti Clickbait-Clickbait Club

Sarah N Aini
4 min readAug 11, 2019

--

Beberapa saat yang lalu, saya berniat untuk browsing, mencari beberapa informasi yang saya butuhkan. Eh tau-tau di halaman depan muncul berita yang membuat saya ingin membukanya dan membacanya saat itu juga.

Saya yang lumayan kenal sama Mas Opick (tapi Mas Opicknya nggak kenal saya), langsung tertarik untuk membuka laman tersebut sambil dalam hati, “Ih kan bukannya baru nikah?” (Eh buset kenapa saya penasaran sama berita kayak gini sih?)

Udah bukan rada penasaran lagi, karena tanggung udah masuk ke laman berita, saya baca deh tuh sampai habis.

Ternyata isinya begini,

Serta merta saya langsung teriak dalam hati, “SAKUMAHA MANEH!” (Terserah lo aja!) sambil ngedumel kalau saya kejebak Clickbait.

Lalu, kenapa ya kita sering terjebak Clickbait?

Misalnya gini,

Ibu-ibu yang seneng scroll timeline medsos tiba-tiba lihat judul sebuah artikel, “Mencengangkan! Ustaz Xx Ketua Umum Persatuan Xxx, Kepergok Makan Ayam Mati! Nomor 3 Bikin Kaget!”

lalu si Ibu tersebut skrinsut deh tuh artikel dan disebar di grup keluarga, “Eeeeh! kalian jangan lagi ya dengerin ceramahnya Ustaz Xxx, dia makan Ayam mati! masa Ustaz nggak ngerti agama! kan kalau nyembelih harus menyebut nama Allah dulu.”

Padahal setelah anaknya buka artikel itu, si penulis artikel emang seneng muter-muterin diksi. Ya kan Ayam emang dimakan dalam keadaan mati, emangnya kita Zombie, makan Ayam hidup.

Hal seperti ini, membuat perpecahan di jagad medsos yang sangat sering terjadi. Orang kalau unggah foto di Instagram kadang jarang dibaca captionnya, ujung-ujungnya menghakimi kalau orang tersebut begini atau begitu.

Lalu, apa penyebab ini semua?

Iya, karena kita masih kurang sekali budaya membaca. Membaca pesan di WhatsApp pun, kalau isinya panjang hasil notulensi ceramah, kadang diskip. Apalagi kalau dikasih pranala artikel, yaudah cuma dilewat.

Eh tapi, kemarin kok BBW, Book Fair Jabar, sama Pakoban masih rame kok! bahkan di BBW orang-orang sampai bawa koper untuk beli buku berjuta-juta!

Masyarakat kita memang masih ada yang senang membaca, tapi kebanyakan hanya ikut-ikutan trend. Orang-orang pada pergi ke BBW, sayang banget kalau nggak, eh lupa belum unggah kegiatan saat BBW di Story, atau sebagian besar hanya senang beli buku tapi nggak dibaca.

Atau mungkin memang senang baca, tapi nggak tau makna isi buku itu apa.

Kesimpulan ini memang mentah ya, saya tidak mengeneralisasi semua masyarakat Indonesia seperti yang saya sebutkan di atas, tapi dengan beberapa fakta yang ada, ditambah dengan kesemrawutan hubungan sosial di media sosial yang gampang terpancing emosi atas sebuah unggahan, rasanya kita perlu belajar lagi. Perlu banyak diskusi lagi, kalau baca lalu dipahami sendiri, ujung-ujungnya kita jadi punya kesimpulan dan pendapat sendiri yang dianggap benar. Cobalah diskusikan hasil bacaan kita, tanyain sama orang yang lebih paham, ilmu itu asik sekali untuk digali. Bukannya wahyu pertama yang turun ke Rasul itu “Iqra” ya? itu artinya kita memang disuruh membaca, juga memahami kalau ilmu Allah itu amat luas! Allah memberikan kita akal biar kita bisa berpikir kalau di dunia ini, tugas kita untuk menjadi pemimpin yang memberikan manfaat pada orang lain.

Dikutip dari situs IndonesiaGo.digital bulan November 2018, Clickbait adalah teknik dari membuat judul yang menarik. Tujuannya agar orang langsung menarik pembaca agar tertarik untuk langsung mengklik saat pandangan pertama.

Ankesh Anand, dari Indian Institute of Technology, mengatakan dalam tulisannya yang berjudul “We used Neural Networks to Detect Clickbaits: You won’t believe what happened Next!” mengatakan bahwa clickbait merupakan istilah untuk judul berita yang dibuat untuk menggoda pembaca. Biasanya menggunakan bahasa yang provokatif nan menarik perhatian. Karena judul adalah elemen yang paling pertama dibaca netizen di hasil pencarian, maka dengan mengoptimasi judul jumlah klik bisa bertambah. (Indonesiago.digital, 2018)

Sebetulnya semakin banyak Clickbait, bukan berarti juga kalau si penulis merasa masyarakat kurang baca, jadi begitu dikasih Clickbait, orang langsung terpancing. Bisa jadi karena sebuah daya tarik memang bisa dilihat dari sampul luarnya. Dalam hal ini judul sebuah tulisan. Ada beberapa tips yang ingin saya bagi untuk membuat judul tulisan agar menarik perhatian pembaca. Here you go!

  • Buatlah sebuah judul dengan mempermainkan diksi. Kalian bisa cari diksi yang umum, tapi permainkan itu sehingga membuat pembaca penasaran. Contohnya tulisan Pidi Baiq, “Nggak usah marah kalau istri nggak masak, ini kan rumah tangga bukan rumah makan.” Tapi juga bisa pakai diksi yang jarang digunakan sebagai daya tarik judul tulisan kalian.
  • Pakai judul film, judul lagu, atau hal-hal lain yang sedang terkenal di masyarakat. Dulu ada film yang lumayan hits, “I Know What You Did Last Summer,” tiba-tiba saya lihat ada judul tulisan di bukunya Ferdiriva Hamzah(Cado-Cado), dia ubah jadi, “I Know What You Did Last Partus!” karena tertarik dengan judulnya, saya langsung baca sampai tuntas.
  • Trik Clickbait, trik yang kini maknanya sudah bergeser karena kesannya pakai Clickbait itu menipu, sebenarnya memiliki resiko yang bisa menyebabkan masalah kayak artikel-artikel gosip tadi, hal itu bisa jadi fitnah kan ya. Maka, gunakan jenis clickbait yang asik. Contohnya, “Gempar! Ustaz mewajibkan Shalat dilanggar.” Kan memang, Shalat itu bagi laki-laki lebih utama di Langgar (Masjid, Musola) kan. Nah untuk yang ini kita masuk ke penggunakan di yang dipisah untuk preposisi dan di yang disatukan untuk menunjukkan awalan (prefiks).
  • Gunakan kata-kata kontroversial atau ungkapan, “Heboh! Fakta Film Fast and Furious Hobbs and Shaw, Nomor 8 bikin nganga!”, atau “Kocak! seorang Ibu viral saat memberikan lampu sen motor.”

Nah, sekarang tinggal pilihan kita masing-masing, mau tetap tertipu oleh judul lalu terpancing emosi sampai tawuran di Lapangan Gasibu?

Hidup itu pilihan yang ditentukan oleh hati kita ya, hati yang cenderung pada kebaikan atau keburukan.

Baiklah, selamat Idul Adha!

Referensi :

https://indonesiago.digital/apa-itu-click-bait/

wap.mi.baca.co.id

SA

11 Agustus 2019/10 Dzulhijah 1440H

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

Responses (1)