Anak-Anakmu Dikejar Buldozer
Oleh Harta Pinem
Kau boleh percaya atau tidak pohon-pohon bertumbangan di ladangmu
Anak-anakmu dikejar buldoser angin tak seramah dulu lagi padamu
Sering ada aroma mesiu racuni jiwamu
Pendengaranmu kacau balau retak-retak dagingmu
Tanahmu digusur riuh pembangunan hingga keruh sungaimu seperti air matamu tak lagi jernih pikiranmu
Otakmu diserimpung galau musim
Kau cemas memikirkan masa depan keturunanmu
Serba gelap kelihatan dalam pandangmu
Lebihi gua dalam hatimu
Hutan-hutan makin menipis
Tak mampu lagi tampung lelahmu
Burung-burung berlarian dari ladangmu
Suara asing berdesing di kedua telingamu
Bahkan impianmu babak belur diserimpung kegelapan harap
Kesakitanmu tak lagi tersembuhkan
Para dokter hanya butuh duitmu
Para perawat kekalkan rumah sakit
Persekongkolan rumitkan pelayanan
Tak ada ketulusan mengobati, o, manusia jangan tangisi keadaan ini!
Ditulis dari buku Antologi Puisi Indonesia 1997, Penerbit Angkasa Bandung