Aku Ingin
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Aku Ingin
Aku ingin pura-pura lupa pada ingatanku tentang menanam bunga di tanah yang salah,
Yang kuyakini akan tumbuh mengembang indah, namun kenyataannya malah tumbang susah,
Haruskah aku tebang batangnya dengan dendam? namun nyatanya tetap terpendam
Lalu kucoba siram dengan harapan, namun jadinya malah angan-angan
Aku ingin pura-pura lupa pada ingatanku tentang menanam bunga di tanah yang salah
yang bunganya sudah terlalu cantik untuk kupetik lalu kukunyah bersama dengan hujan yang turun rintik-rintik
SA
25 Agustus 2019/24 Dzulhijah 1440 H
Puisi 1 : Puisi Sapardi, setelah menonton sebuah acara wawancara Sapardi yang dibawakan Najwa Shihab, beliau bertutur bahwa ide menulis puisi itu ketika melihat api dan kayu yang sedang bereaksi, menurut beliau mereka sedang saling mencintai, lalu tak sempat saling bicara karena kayu sudah terlanjur menjadi abu
Puisi 2 : Saya membaca puisi Dhea Gishela di twitter, dan berpikir bahwa puisinya berkaitan dengan puisi Sapardi ini. Terimakasih Dhea, inspiratif sekali!
Ini saya beri bonus puisi Dhea:
Melak, melak naon anu rugi? . . Melak rasa dinu haté anu salah. Komo pami akarna jero, kin hésé nyabutna. Dituar kagok, dirabut hésé
(Bonus terjemahan ke dalam bahasa Indonesia tidak termasuk di dalamnya ya! silakan cari sendiri hahahaha)