Adik-adik [Insyaa Allah] Surga Part 12

Sarah N Aini
4 min readJul 20, 2019

--

Aku menunggumu di Ayunan Itu, Lama Sekali.

Hai, Aa! lagi apa di sana? Aku sekarang sudah lebih baik dari dulu loh! aku sudah nggak nangis lagi untuk hal sepele, aku sudah mau makan ayam, dan aku sudah tidak terlalu banyak minum jamu anak-anak yang biasa dulu kita minum, hehe.

A, enak ya di sana? Aa nggak perlu lagi bersepeda setiap hari ke sekolah sambil hujan-hujanan karena nggak ada ongkos untuk naik angkot ke sekolah, eh tapi A, aku masih ingin dibonceng sama Aa sambil pegangan pundak Aa kuat-kuat. Kata Aa aku nggak akan jatuh karena kan, ada Aa.

A, karena Aa sudah dipanggil Allah lebih dulu, Allah secara tidak langsung memintaku jadi ‘The First Child’. Saat itu aku takut, A. Aku ragu bahkan ingin rasanya menangis saja dan ikut sama Aa. Aku membentangkan sayap pelan-pelan sambil menangis, karena menjadi pemimpin itu sulit sekali. Dulu sekali kalau aku diganggu teman aku dibelain sama Aa, namun setelah Aa pergi, aku tidak ada waktu membela diriku sendiri, bahkan terlewat untuk membela adik-adik kita. A, aku gagal nggak ya, jadi pemimpin?

A, kemarin aku pergi ke taman bermain tempat kita dulu menghabiskan siang. Dulu itu, Aa dan aku disuruh menunggu di dekat pagar karena Bapak bilang ada keperluan sebentar. Bapak selalu gitu ya A, kalau lagi pergi bertiga Bapak berbohong ingin pergi sebentar lalu tiba-tiba besoknya ada foto kita berdua saat menunggu Bapak. Bapak manis sekali ya A? diam-diam mengambil gambar kita untuk bikin itu jadi abadi? A, kemarin itu aku mencoba lagi naik perosotan di sana, aku menaiki tangga-tangga batu yang dulu aku takut menaikinya, aku dulu meniru gaya Aa saat menaiki tanpa berpegangan lalu meluncur melewati perosotan mana saja yang paling licin. Saat itu, aku takut sekali, aku takut terperosok ketika kakiku menginjak tangga batu itu, dan aku juga akan sangat lama meluncur lewat perosotan paling licin se-Taman bermain itu. Tapi kemarin saat aku lihat perosotan itu, kok menjadi kecil sekali tau A! iya sih, karena aku kan setidaknya bertambah tinggi, kan? aku kemarin itu mencoba lagi menaiki anak tangga batu lalu berjalan melalui jembatan dan meluncur di perosotan licin itu, walaupun setelahnya aku diketawain sama teman kerjaku karena kemarin itu kami lagi ada tugas bawa murid ke sana. Eh Aa belum tau ya, aku sudah jadi seorang guru! Aa dulu sering memintaku menulis nilai 100 kayak ibu guru karena tulisan angka 100-ku kata Aa mirip ibu guru.

Di sana juga aku mencoba ayunan yang dulu aku naiki. Dulu di sampingku ada seorang anak yang menyebalkan sekali sampai aku takut, tapi kemudian Aa datang dan duduk di sana. Aku sih sebal karena tepat dudukku jadi sempit, tapi aku senang karena ada Aa.

A, adik-adik kita sudah besar! Hajar sekarang sudah lebih besar dariku, sudah lebih terlihat orang dewasa dari aku, hehe aku jadi tak menyangka kalau dia adikku. De Ia sekarang sudah mau jadi mahasiswi, A! dia sering galau kalau pulang sekolah. Ei sudah masuk SMA dan dia rajin sekali bersih-bersih! Ei itu adalah adik terakhir yang Aa lihat saat itu kan ya? yang Aa gendong ke dapur saat dia baru lahir. Lalu setelah Aa pergi, adik kita bertambah dua. Ada Ismail, adik laki-laki yang wajahnya mirip sekali sama Aa. Dia sudah SMP! kemarin dia mencoba bercanda gombalin teman perempuannya! dia bilang kalau teman perempuannya itu egois, karena Ayah Ibunya manusia kenapa kamu bidadari sendirian? Ih dia bilang gitu, A! aku jijik dengernya, Hahaha. Lalu kita ada satu lagi adik perempuan yang masih SD, dia pintar sekali sampai aku nggak habis pikir dia itu anak kecil atau sudah besar.

A, adikku banyak ya, dan Aa pergi meninggalkanku dengan tanggung jawab sebesar ini. Aku mampu nggak ya?

A, kapan ya kita ketemu? aku rindu sekali sampai rasanya sudah tidak bisa menangis lagi.

Aku rindu sampai aku berpikir mungkin saja kelak kita bertemu di Surga tapi Aa sudah jauuuuh lebih baik dariku. Aku bau sama dosa A, aku berlumur lumpur dunia, aku kotor sama kelakuan burukku di sini. Aku hina sekali sampai mungkin jika Allah membuka aibku pada dunia aku tidak sanggup mencium bau busuknya. Sedangkan Aa sudah pasti sedang sama Allah dengan wangi yang indah. Dengan pakaian yang terbaik, dengan harum-haruman yang tidak ada di dunia. Aa, apakah Aa sudah bertemu Allah langsung? menurut Aa, kelak, aku pantas gak bertemu Aa lagi, dan bertemu dengan Allah langsung?

Aa, sampaikan pesanku pada Allah ya, kapan kita bisa bertemu dan bermain ayunan lagi, bersepeda lagi, dan berseluncur lagi di perosotan? Aku janji, akan mengajak adik-adikku ikut juga, bersama orangtua kita.

Insyaa Allah.

Sampai bertemu kembali,

Adek

SA

20 Juli 2019/17 Zulqoidah 1440 H

--

--

Sarah N Aini
Sarah N Aini

Written by Sarah N Aini

bekerja adalah untuk menabur manfaat, bukan untuk dilihat.

No responses yet